Mungkin saja,
ini hanyalah catatan-catatan kecil. Namun, catatan ini adalah fakta dan
kebenaran tentang perempuan.
Selamat memaknai!
Ada apa dengan
perempuan?
Astiwi Saf
Perjalanan para perempuan mencari jati diri di era kekinian sungguh sangatlah
berat. Ke baratkah? Ketimurkah? Atau kembali ke fitrahnya sebagai perempuan
yang suci dari segala kesucian. Saat ini, perempuan dalam keterpurukan, kesedihan,
keternodaan, dan ketertindasan. mereka menangis, mengandung bayi yang tak tahu
siapa ayahnya, mereka menjerit bekerja lembur dari pagi hingga malam demi
menghidupi keluarganya, mereka meringkuk disiksa oleh majikannya sebagai tenaga
kerja wanita yang lemah, mereka takut akan cengkraman pelecehan seksual, ataupun
pemerkosaan yang terjadi dimana-mana, mereka menjadi gadis yang lupa diri, mereka menjadi model majalah yang tubuhnya dinikmati oleh kebiadaban lelaki, mereka kian ternoda sungguh perempuanku sedang pilu. Lalu, mereka berteriak, sampai kapan
semua ini berakhir?
-perempuanku kian mencari jawaban. Hingga waktu semakin berputar
mengelilingi peradaban. Sampai akhirnya, datanglah idealisme barat menambah
beban dan kesedihannya. Menawarkan feminisme dan kebebasan perempuan ala barat,
kesetaraan gender, serta persamaan hak dan kewajiban. Mereka menolak setiap
ajaran, budaya maupun agama yang dianggap mengekang kebebasan perempuan,
termasuk Islam. Mereka, para perempaun yang mencari jalan keluar akhirnya
menemukan jalan baru yang kian menodai hidupnya. Apa yang terjadi selanjutnya? Aku
menangis melihat perempuanku, luka-luka yang dulu semakin mendalam dan menyayat jiwa para perempuan. Nilai kebebasan yang kian merekah itu telah
berada dalam kemenangan. Lalu pada akhirnya hawa nafsu sebagai pemenang
tertinggi. Laki-laki super yang khilaf dan tak bertuan itu, tertawa terbahak-bahak
diatas jeritan perempuan. Pelecehan seksual, kekerasan dan pemerkosaan kian
mencapai titik tertinggi dan semakin tinggi. Kini, Perempuanku kian menangis, stress,
depresi, frustasi dan penyesalan menyelimuti hidupnya, hingga kemudian jati diri perempuanku
yang sejati kian hilang dengan perlahan. Tekanan hidup berupa beban kehidupan
yang begitu berat kini ditanggung sendiri tanpa seorang pun yang memberikan
pertolongan. Feminisme dan kapitalisme telah berbudaya dan melahirkan budaya
baru. Perempuan-perempuan yang dulu suci dijual dengan harga begitu murah,
tubuh perempuan adalah produk murni dan syahwat laki-laki adalah pelanggan
utama, perempuan-perempuan yang menawan dipaksa untuk mengumbar auratnya, mereka
melepas pakaian suci yang diulurkan menutupi tubuhnya hingga kini digantikan
dengan cabikan-cabikan kain yang pendek dan dipaksakan, celana diatas paha,
baju berkain tipis, dan rok mini yang menari-nari diatas keanggunan perempuan
kini diumbar, kapitalisme telah mengajarkan kita cara berpakaian yang hanya
membawa kepada kerendahan yang paling rendah. Aku semakin menangis melihat
perempuanku. Wahai dunia? Dimana lagi Aku harus mencari kehormatan perempuan,
mereka telah melupakan segalanya. Wahai perempuanku! kini kita dihadapkan oleh
perjuangan yang begitu berat, hidup dibawa naungan kapitalisme yang meraja lela
dan mencekang. Peperangan terhadap batin telah dimulai saat ini. Perempuan yang
kokoh! perempuan yang suci! Dimana kalian? Bangunlah dari tidur panjang dan
kesedihan yang mendalam. Mari kita hapus kembali air mata yang begitu banyak
mengucur. Selama dunia ini masih bernafas, selama air hujan masih membasahi
bumi, selama mentari masih bisa bersinar, kita masih bisa memperbaiki semua
ini. Lalu, kemanakah kita harus kembali untuk mencari jalan yang benar? Ikuti tulisan
ini. Aku akan menunjukan jalan untukmu.
Perempuanku. Pernahkah
kau mendengar kalimat ini “Dunia dan seluruh isinya adalah perhiasan. Namun, hal yang paling indah ialah
wanita yang salih” Wahai perempuanku! Kita belum kehilangan segalanya, kita masih tetap harus bersyukur karena kita belum kehilangan
pikiran dan jiwa yang suci. Cobalah! Cobalah pikirkan makna dari kutipan itu. Perkataan
dari seorang Nabi Muhammad kekasih Allah yang begitu mulia. dan sejauh-jauhnya kita tersesat kepada kebenaranlah kita akan kembali. Sedalam-dalamnya luka yang bersemayam kepada Tuhanlah kita harus kembali.
Perempuanku. Jangan berputus asa dari segala harapan. Kita bisa kehilangan, Tapi harapan tak boleh hilang dari kehidupan kita. Perkataan Nabi Muhammad yang bijaksana itu adalah sebuah
jalan terang bagi kita. “Perempuan adalah perhiasan terindah didunia ini” Betapa bahagianya kita mendengar itu? namun, perempuan yang dimaksudkan
adalah perempuan salih, dialah wanita yang berjalan diatas jalan agama
kebenaran, yang mendengar dan menaati perinta tuhan, yang tersenyum diatas segala duri kehidupan, yang berkekuatan, yang tegar dan yang menjaga kesuciannya. Lalu, pertanyaan yang mungkin bergelora adalah "Agama apa yang mesti kita lalui untuk menemukan sinar terang
yang telah lama hilang?". Perempuanku, salah satu jalan untuk kembali adalah
Agama Islam. Agama yang menghargai perempuan diatas segala penghargaan. Islam
yang menghargai perempuan bukan hanya dari fisiknya tetapi jauh dari itu, Islam sungguh menghargai
perempuan dari kecerdasan, pemikiran, keterampilan dan ketakwaannya. Islam
telah menjadikan perempuan mulia karena peranannya sebagai hamba Allah. Perempuanku,
mari kita kembali kejalan yang terang diatas segala benderang. Mari kita berlari
lebih jauh kepada hamparan keislaman dan agama kebenaran yang mendalam. Mari kita
bangkit dari segala keterpurukan. Mari kita berpegang tangan, menggenggam
dunia, meraih prestasi setinggi langit, menginspirasi semua orang, dan
mengulurkan tangan bagi para perempuan-perempuan yang masih dalam tangisan
panjang.
Hari ini, diantara
bintang gemintang yang berkerlap-kerlip dla kegelapan. Mari menyambut datangnya
mentari yang terang. Mari memulai
perjuangan baru.
“Let’s present to
the world the true beautiful side of woman, let’s convert to Islam, let’s learn about Islam,
and how to be a good woman.
Mari kita
sambut!! Inilah perempuanku yang suci dari segala kesucian.
2 komentar
kenapa tidak bikin buku saja ? ;)
hhhehe,makasih dukungannya kk hendra :)
saya harus masih banyak belajar untuk memaknai segalanya. melahirkan sebuah buku harus dilandasi dengan ilmu dan pemaknaan yang sempurna. agar para pembaca nantinya tidak hanya sekedar membaca, tapidapat memetik banyak makna dari tulisan itu sendiri.